Kecerdasan adalah pemahaman dan kesadaran anak terhadap apa yang dialaminya dan kemampuan membandingkan pengetahuan dengan pengalaman. Sebagai contoh ketika seorang anak belajar membaca buku tentang proses terjadinya hujan serta mengamati keadaan sebenarnya ketika hujan. Maka muncullah pemahaman, kalau ada awan hitam dan gelap maka sebentar lagi akan hujan. Pemahaman adalah kombinasi antara upaya memperbanyak “masukkan melalui pancaindra” dengan “pengetahuan yang sudah dimiliki”.
Namun pada saat ini, masih ada orang tua dan pendidik yang menekankan pada pengetahuan. Terlalu banyak pengetahuan yang diberikan seperti kata-kata, angka, rumus dan kesimpulan yang tidak berdasarkan pengalaman akan menghambat perkembangan anak. Karena itulah kita memerlukan keseimbangan. Keseimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan dalam mengoptimalkan kecerdasan. Satu cara penting dalam menyeimbangkan otak kiri dan kanan adalah pada cara belajar.
Teknik belajar tepat yang mengoptimalkan kecerdasan melibatkan memori, peta pikiran, cara membaca, berpikir sambil membayangkan, asosiasi, gambar, mencetuskan ide selancar mungkin, permainan, mengambil keputusan dan cara mengulang.
Beberapa waktu lalu, organisasi International Educational Achievement (IEA) menempatkan kebiasaan membaca siswa SD Indonesia dengan skor 51.7, di bawah Filipina (skor 52.6); Thailand (skor 65.1); Singapura (skor 74.0); dan Hongkong (75.5). Skor ini menempatkan Indonesia di urutan ke-38 dari 39 negara terendah di Negara-negara ASEAN. Bukan itu saja, kemampuan anak-anak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah, hanya 30%!
Sebagai orang tua, pantaskah kita hanya berdiam diri membaca data-data yang menurut kita ironis? Kondisi yang memprihatinkan ini sebenarnya sudah diantisipasi oleh pihak-pihak yang terkait. Coba saja tengok televisi kita, Koran dan bentuk-bentuk media lainnya, telah mengiklankan pentingnya menumbuhkan minat baca sejak dini. Memang benar, menumbuhkan minat baca adalah langkah yang baik untuk menumbuh kembangkan kesenangan membaca. Apakah itu saja cukup? Mengapa anak-anak malas membaca? Mengapa anak-anak tidak mampu memahami dengan lebih cepat?
“Membaca adalah proses mengumpulkan informasi, bukanlah mengumpulkan kata-kata.”
Dengan ilustrasi di atas, tentunya kita menyadari betul bahwa mata kita mampu menjangkau lebih luas, belajar membaca lebih cepat dan memiliki pemahaman lebih baik.
umcindo.multiply.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar