Selasa, 04 Mei 2010

Bentuk Kepribadian Anak lewat Balet



BALET bukan hanya menonjolkan seni semata. Lebih dari itu, tarian ini mempunyai pengaruh positif pada aspek perkembangan anak, baik mental maupun fisik. Di antaranya membentuk tubuh sekaligus kepribadian.

Bila sebelumnya Anda tidak melirik balet sebagai alternatif kursus bagi si kecil di masa perkembangannya, ada baiknya mulai sekarang Anda berpikir ulang. Sebab, tarian yang berasal dari Eropa ini tidak hanya mengedepankan aspek seni. Di balik itu, balet memiliki tidak sedikit pengaruh positif bagi perkembangan si buah hati.

Seperti dituturkan oleh Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi. Menurutnya, tari balet berperan cukup besar pada kecerdasan emosi anak. “Dengan rutin latihan, anak diajak untuk menguasai dan mengendalikan dirinya secara baik,” kata Seto.

Termasuk pentingnya menjunjung disiplin. Ketika anak mengikuti kelas Kursus Balet, tentu mereka harus datang tepat waktu dan mengikuti aturan yang berlaku di dalam kelas, upamanya saja tidak boleh mengobrol selama kursus sedang berlangsung. Tarian yang berkembang di Prancis pada masa pemerintahan Raja Louise XIV ini juga mengajarkan anak dalam bersosialisasi, berkelompok, serta belajar bekerja sama.

Tidak jauh berbeda dengan pandangan maestro balet Indonesia, Farida Oetoyo. Menurut pimpinan Sanggar Sumber Cipta itu, pada dasarnya menari memiliki manfaat yang baik bagi tubuh serta jiwa. Sebut saja untuk mengembangkan koordinasi tubuh dan pikiran, melatih kecepatan berpikir, juga tidak ketinggalan membangun rasa percaya diri.

Masih manfaat balet bagi kesehatan tubuh, tarian ini juga diyakini bermanfaat dalam memperkuat daya tahan tubuh. Utamanya bagi anak-anak yang lemah secara fisik. Nah, melalui tarian balet ini, anak akan belajar mengembangkan sense tentang gerakan tari, ritme, serta apresiasi mereka terhadap musik.

Idealnya, memulai kebiasaan menari diawali sejak usia yang masih sangat belia. Karena pada saat itu tubuh manusia masih cukup lentur, sehingga mudah untuk digerakkan dan dibentuk. Farida berujar, untuk mendapatkan bibit penari balet profesional memang harus dilatih sejak kecil. “Ketika anak masih berusia lima hingga tujuh tahun, ini masa-masa yang tepat untuk mulai mengasah kemampuan mereka,” ujar wanita yang sudah terjun ke dunia balet sejak 40 tahun silam itu.

Dengan manfaat yang ditawarkan oleh Kursus Balet ini, tidak heran jika kini sanggar tari balet semakin menjamur jumlahnya di perkotaan. Sanggar tersebut menawarkan kelas untuk berbagai usia, mulai usia dini sampai kelas untuk orang dewasa. Seperti di sanggar balet Namarina. Sanggar ini menyediakan kelas untuk anak-anak yang berusia tiga sampai enam tahun. Pada tingkatan ini, anak diperkenalkan gerakan kreatif yang sesuai untuk seusianya, dengan tatap muka hanya berlangsung satu kali dalam seminggu.

Tampaknya tak sedikit orangtua yang percaya akan manfaat yang ditawarkan kursus ini bagi perkembangan anak. Salah satunya Meidira. Wanita yang bekerja di perusahaan ekspor impor itu mengaku, sudah memasukkan putrinya, Keisha yang berusia lima tahun, ke sebuah sanggar balet yang tidak jauh dari kediamannya di kawasan Jakarta Selatan. Meidira pada awalnya hanya ingin menjadikan Keisha mempunyai aktivitas yang menyenangkan. Ia juga mempercayai dengan rutinnya Keisha menjalani balet, dapat membuat tubuh sang anak menjadi proporsional dan lentur.

lifestyle.okezone.com

Related Posts by Categories

Tidak ada komentar:

Posting Komentar